Distorsi crossover adalah distorsi pada daerah persilangan dengan titik nol, atau dengan kata lain cacat sinyal yng terjadi pada persimpangan nol antara simpangan sinyal positif dan negatif. Distorsi crossover ini sering terjadi pada penguat sinyal dengan power output totem pool atau komplementer yang bias basisnya tidak tepat sehingga terjadi crossover secara lead maupun leag. Distorsi crossover ini terjadi pada penguat tegangan kelas B, sehingga penguat tegangan tersebut dimodifikasi dan diperoleh penguat kelas AB. Sifat-sifat distorsi pada penguat kelas B ini terjadi bila karakteristik transfernya tidak linear. Distorsi ini akibat sifat nonlinear dari transistor dikenal sebagai distorsi cross-over, hal ini secara sederhana akibat kedua transistor tidak konduksi pada tegangan -Vγ < Vi < Vγ seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Bentuk Sinyal Output Dengan Distorsi Crossover
Karena karakter non linear dari transistor, maka ada distorsi harmonik yaitu distorsi crossover. Distorsi ini dapat dieliminasi dengan memberikan tegangan bias DC kecil pada masing-masing transistor, misalnya menggunakan dua buah dioda atau dua buah transistor yang kira-kira sama dengan 2 Vγ seperti ditunjukkan pada dibawah. Kerugianya dalam hal effisiensi, karena ada daya stand-by tsb.
Teknik Menghilangkan Distorsi Crossover Penguat Kelas B
Transistor Q1 akan dibias untuk operasi kelas A. Hambatan R1 sebagai beban kolektor dengan kondisi quiescent (vs = 0): ILQ = 0 dan VENQ = 20 V. Arus yang mengalir melalui dioda D1 dan D2 akan menghasilkan beda potensial sebesar :
Pada kondisi quiescent arus yang mengalir di kolektor adalah IC1Q. Transistor Q2 dan Q3 beroperasi dalam kelas B. Umumnya pada rancangan ini dioda D1, D2 dan transistor Q2 dan Q3 menggunakan heat-sink yang sama, sehingga pada saat transistor Q2 dan Q3 panas akan membuat VD1 + VD2 berkurang tegangannya selanjutnya akan mengurangi arus quiescent, rancangan ini dikenal sebagai umpanbalik negatif termal.
Buat Pesan Untuk Artikel "Distorsi Crossover Pada Penguat"